DIY Acrylic Box Ampifier class D



Driver Amplifier Class D Class D dari sisi desain dan cara kerja sangat berbeda dengan Class A, B. atau class A/B. Secara umum Class D bekerja berdasarkan metode pensaklaran elektronik(switching) dan bukan merupakan perangkat linier seperti halnya class A atau B. Power Class D biasanya menggunakan transistor, MOSFET. Sinyal analog yang akan diperkuat adalah deretan pulsa amplitudo konstan, sehingga rangkaian secara aktif beralih dengan cepat bolak-balik antara keadaan konduktif dan nonkonduktif. Sinyal analog yang akan diperkuat ini dikonversi lebih dulu menjadi sederetan pulsa dengan metode  PWM atau metode lainnya sebelum dimasukkan ke amplifier. Setelah amplifikasi, pulsa output dapat dikonversi kembali menjadi sinyal analog dengan melewati Low Pass Filter yang terdiri dari induktor dan kapasitor.

 Perbedaan Driver Class A/B ddengan Class D: Secara mendasar saja, perbedaan kedua Class driver amplifier ini adalah: Class A/B sinyal yang akan langsung dikuatkan dalam bentuk sinyal asli, sementara Class D signal analog dicacah dulu lalu dikuatkan, dan signal akan dikembalikan lagi menjadi sinyal suara pada tingkat akhir penguatan dengan rangkaian  L-C filter.

Kelebihan dan kekurangan Power Class D Kelbihan Class D jika dibandingkan dengan driver analog lainnya terutama “efisiensi”, dimana supply yang disalurkan secara keseluruhan masuk ke beban tanpa terbuang melalui panas. Secara teori dikatakan,  Class D bisa mencapai efisiensi hingga 100% sementara class A/B maksimal bisa 75%. Jadi pada intinya Class D lebih irit daya daripada class A/B. Misalnya saja Power Class A/B membutuhkan arus 20 Ampere untuk memperoleh daya maksimal  yang dibutuhkan untuk speaker 500 watt, maka Class D cukup 10 Ampere saja. 

Dengan efisiensinya yang tinggi, perangkat power Class D bisa didesain lebih kecil ringan dengan menggunakan Power supply SMPS namun dengan kemampuan yang setara dengan power class AB yang desain perangkatnya secara umum besar dan berat. Dan tentu saja biaya yang anda butuhkan untuk merakit Power Class D lebih sedikit daripada jika anda merakit power class A/B dengan kapasitas yang sama dimana cukup hanya menggunakan 2 buah Mosfet. Kelebihan utama Class D lainnya adalah lebih awet dan tahan lama karena tidak menghasilkan panas yang tinggi seperti halnya kelas linier seperti A/B. 

Kekurangan. 

Tak ada gading yang tak retak. Meskipun class D menang di Efisiensi, namun tidak dengan kualitas suara. Walau bagaimanapun kelas driver linier seperti A/B lebih baik dalam hal kualitas audio, lebih jernih sehingga memungkinkan untuk di berikan hi pass filter; sementara pada class D tidak cukup memungkinkan untuk ini. 

Kesimpulan

 Karena class A/B memungkinkan untuk hi pas filter, maka class A/B sangat cocok untuk audio rumahan pada umumnya dimana bisa berhasil dengan baik walaupun menggunakan hanya pasive crossover. Pada penggunaan outdoor, power class A/B juga cocok sebagai Low high, Low mid, atau sub bass. 

Berbeda dengan class D, karena hi pass filter tidak memungkinkan maka class D hanya baik untuk driver subwoofer. Hal ini juga didukung oleh karakternya yang efisien daya, dimana sub-woofer selalu membutuhkan daya dorong yang lebih besar, justru class D lebih cocok untuk sub daripada driver class A/B. 

Kalau menurut saya, tidak ada yang lebih baik atau buruk. Semua bisa saling melengkapi ketika di pergunakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk Outdor, karena kualitas kejernihannya dan memungkinkan hi pass fillter, maka class A/B bisa saya pergunakan sebagai pendorong speaker Mid atau Hi, sementara Class D akan saya pergunakan sebagai pendorong speaker sub-bas seperti halnya planar horn.











No comments

Dicky B_Mz. Powered by Blogger.